Menu

Mode Gelap

Berita · 22 Jul 2020 00:01 WIB ·

Pesan Kiai Said ke Pendakwah: Sampaikan Kebenaran dengan Hikmah


Pesan Kiai Said ke Pendakwah: Sampaikan Kebenaran dengan Hikmah Perbesar

Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj
Jakarta, NU Online – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menjadi pembicara utama pada kegiatan Milenial Talk yang diselenggarakan Manajemen Telkomsel, Selasa (22/7). Pada kesempatan itu  Kiai Said menyampaikan tema khusus yakni dakwah digital dan komitmen keindonesiaan.

Menurut Kiai Said apa pun modelnya, berdakwah harus dengan hikmah. Artinya, berdakwah disampaikan dengan bijak, tidak meneror, menakut-nakuti, mencaci maki dan mengumpat. 

Hal itu tentu berdasarkan ketentuan yang diajarkan Islam. Sebab, Nabi Muhammad SAW sendiri tidak pernah memberikan contoh berdakwah dengan cara menakut-nakuti atau meneror para jamaah. Apalagi berdakwah dengan tidak berdasarkan ilmu pengetahuan agama yang mumpuni.

“Berdakwahlah dengan hikmah. Sejarah Nabi Muhammad pun, beliau tidak pernah sama sekali. Tidak pernah meneror, tidak nakut-nakutin orang lain, tidak pernah. Bahkan Al-Qur’an sendiri mengatakan walau syā`allāhu laja’alakum ummataw wāḥidataw wa lākiy yuḍillu may yasyā`u wa yahdī may yasyā`, wa latus`alunna ‘ammā kuntum ta’malụn,” ucap Kiai Said di hadapan ratusan pegawai Telkomsel.

Artinya, lanjut Kiai Said, jika Allah mengendaki umat di dunia ini hanya satu agama mungkin saat ini umat di dunia terdiri satu agama saja. Nyatanya, Allah SWT tidak menghendaki kehidupan di dunia ini diisi satu umat. Termasuk Rasulullah pun dilarang Allah memaksa umatnya agar mengikuti kehendak nabi dan rasul terakhir tersebut.

“Kamu Muhammad akan memaksa manusia agar mausia beriman dengan islam, tidak boleh Muhammad, Allah tidak menghendaki. Biarkan agama ini beragam, biarkan budaya ini beragam,” tuturnya.

Kiai Said menegaskan, keragaman merupakan sunatullah yang telah dipola oleh Allah SWT. Pada intinya, berdakwah tidak boleh bertentangan dengan hikmah yang telah Allah sebutkan dalam surat An-Nahl ayat 125 yakni Ud’u ilā sabīli rabbika bil-ḥikmati wal-mau’iẓatil-ḥasanati wa jādil-hum billatī hiya aḥsan.

“Bahkan ada ayat lagi mengatakan kezaliman yang paling puncak adalah kekerasan dengan atas nama agama. Wa man adhlamu min maniftaro ala Allah il Kadziba wa hua yudhalul islam. Kalau berantem soal rebutan warisan kedudukan itu buruk tapi ada lagi yang lebih buruk dan dzalim yakni melakukan kerusakan atas nama Islam,” katanya.

Solusi atas fenomena dakwah digital yang saat ini terjadi, kata Kiai Said adalah dengan meniru cara berdakwah para Walisongo. Mereka mendakwahkan Islam sampai ke penjuru Nusantara dengan tidak melakukan pemaksaan apalagi kekerasan.

“Walisongo harus kita tiru, mereka mengislamkan masyarakat Jawa yang saat itu non-Muslim. Hanya lima tahun, Islam sudah berdiri di Jawa,” tegasnya.

Kemudian, dakwah sendiri kata Kiai Said, yaitu mengajak ke jalan yang benar. Jika mengajak kepada jalan yang sesat tidak bisa disebut dakwah. Ajakannya itu tentu mengarah kepada nilai-nilai kebenaran berdasarkan ajaran islam.

Pewarta: Abdul Rahman Ahdori

Editor: Kendi Setiawan
Sumber Berita:
Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Leave a Reply

Baca Lainnya

Mas Kyai Ghufron Alvi & Usman Malik Terpilih Sebagai Rois Syuriah & Ketua Tanfidziyah MWC NU Muntilan

11 August 2024 - 17:00 WIB

KH. Ahmad Izzudin Resmi Membuka Konferensi XV MWC NU Muntilan

11 August 2024 - 13:40 WIB

Kunjungan Ketua LP Maarif PCNU Kabupaten Magelang ke MI Maarif Arrosyidin Pucang

23 January 2024 - 12:34 WIB

Hj. Wafiq Azizah Tuntaskan Malam Puncak “Grebeg Jemunak” Ramadhan Fest Gunungpring 2023

11 April 2023 - 20:11 WIB

AKP Abdul Muthohir, S.H., M.H. Kapolsek Muntilan Dukung “Grebeg Jemunak Gunungpring” Menjadi Agenda Tahunan

11 April 2023 - 20:05 WIB

Grebeg Jemunak Puncak Rangkaian Ramadhan Festival 2023 Gunungpring, Muntilan, Magelang

11 April 2023 - 19:44 WIB

Trending di Berita