Menu

Mode Gelap

Essai · 29 Jul 2020 01:46 WIB ·

Tetes-Tetes Tadabbur : Doa Bukanlah Daftar Keinginan


Tetes-Tetes Tadabbur : Doa Bukanlah Daftar Keinginan Perbesar

Ada ungkapan yang sangat populer dan sering digaungkan seseorang baik sebagai quote harian, status FB, WA story dan lain sebagainya, yaitu “Hidup adalah Pilihan”. Biasanya ungkapan tersebut kita kemukakan ketika mengalami dilema di antara dua atau lebih pilihan dalam menjalani hidup. Baik itu soal jodoh, karier, sampai memilih jurusan ketika mendaftarkan diri ke kampus universitas.

Manusia diberi kebebasan oleh Allah sebagai pencipta untuk memilih jalan mana yang akan ditempuhnya. Berbeda dengan Malaikat yang diciptakan hanya untuk menjalani perintah-perintah Allah dalam kebaikan. Sedang Iblis menjalani takdir Allah dan tidak mempunyai pilihan selain berlaku sebagai sparing-partner Manusia untuk ingkar atas perintah-perintah Allah.

Manusia berada di tengah-tengah antara jalan Malaikat dan jalan Iblis. Tentu dalam perjalanan hidup ada banyak fragmen, kejadian, peristiwa, dimensi yang masing-masing mempunyai persimpangan jalan. Allah yang Maha Pemurah tentu akan membekali petunjuk jalan yang dituangkan di dalam Al-Quran dan mengutus Muhammad sebagai tauladan dalam menjalani hidup.

Kita tentu mempunyai tujuan utama dalam kehidupan yang kemudian kita mencari arah jalan untuk menuju tujuan tersebut. Jika arah menuju tujuan sudah kita tentukan, maka baru kita tentukan syariat hidup mana yang akan kita pilih.

Tujuan yang dimaksud adalah bukan hanya tujuan akhir yaitu menuju Ridhlo Allah dengan menempati surga yang disiapkan oleh-Nya. Namun lebih dari itu, ada banyak fragmen dalam hidup, maka sebanyak itu pula tujuan dari jalan yang kita tempuh. Misal dalam hal karier, apa tujuan kita, apakah ingin menjadi direktur, ingin menjadi manager, pengusaha, dan lain sebagainya. Tentu untuk mencapai tujuan tersebut, jalan yang kita pilih akan berbeda-beda. Begitu pula dalam hal-hal lain.

Tidak ada satu detikpun sesuatu hal yang Allah tidak ikut campur. Maka selain kita berikhtiar memilih jalan, kita harus selalu minta petunjuk dari Allah.

“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya padamu (Muhammad) tentang Aku, maka katakanlah bahwa sesungguhnya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepadaKu.” Al baqarah : 186.

Esensi doa sesungguhnya adalah bertemunya harapan yang dibarengi usaha maksimal dengan restu Tuhan – yang tak kuasa menahan diri untuk tidak merestui lantaran kerja keras sang hamba. Doa bukanlah daftar keinginan yang dipanjatkan ke hadapan Tuhan setiap saat. Doa yang hanya berupa daftar permintaan tidak akan pernah efektif. – Muhammad Nursamad Kamba

Usaha tanpa doa adalah sombong. Doa tanpa usaha adalah sia-sia. Maka padukanlah keduanya lalu akhirilah dengan tawakkal, berserah diri kepada Allah.

Semoga fragmen-fragmen dalam hidup dapat kita jalani dan kita tentukan arah tujuannya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan keinginan kita dan Allah meridhloinya. Amiin.

admin
Author: admin

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Lainnya

Seni Rakyat Topeng Ireng: Proses Kreatifitas, Penggugah Ekonomi dan Pemersatu Masyarakat

24 September 2022 - 06:00 WIB

Reportase Majelis Rasan-Rasan Episode #1

31 July 2022 - 15:00 WIB

Kader Ansor Harus Tempati Pos-Pos Strategis dalam Masyarakat

31 July 2022 - 14:09 WIB

Ini Dia Yang Terjadi Pada Tubuh Saat Kamu Rutin Jalan Kaki Setiap Hari

31 July 2022 - 11:09 WIB

API = Energi + Bahan Bakar + Oksigen (Bag. 2)

15 September 2021 - 00:07 WIB

API = Energi + Bahan Bakar + Oksigen (Bag. 1)

14 September 2021 - 10:56 WIB

Trending di Essai