oleh : Nanang Nurdiyanto
Sahabat-sahabat Gerakan Pemuda Ansor Anak Cabang Ngluwar baru saja mengadakan kegiatan internal berupa Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD). Kegiatan tersebut diikuti 22 peserta dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Ada yang menggelitik penulis ketika melihat tema yang dimunculkan. Nata, Niti, Nutu, Netes. Tulisan itulah yang terpampang pada banner backdrop kegiatan. Menurut Muhammad Fahrudin, ketua PAC GP Ansor Ngluwar, tema tersebut terinspirasi dari proses yang dilakukan petani dalam memperoleh penghasilan. Mulai dari nata berupa merencanakan tanam pada saat yang tepat dan memilih benih yang baik. Kemudian niti dengan mengolah tanah, menanam padi, melakukan penyemprotan, pemberian pupuk dan berlanjut sampai pada fase panen. Setelah panen berupa gabah, masih diolah lagi dengan menutu/menggiling menjadi beras agar netes/bermanfaat bagi manusia. Kata Nata, Niti, Nutu, Netes, tersebut seperti asing bagi telinga generasi muda. Kita lebih sering mendengar istilah analisis SWOT (strenghts, weaknesses, opportunities, threats), PDCA (Plan, Do, Check, Act) atau istilah input, proses, output, outcome. Dalam menggerakkan roda organisasi dan merealisasikan tujuan, istilah-istilah tersebut sering menjadi acuan. Padahal filosofi kinerja petani yang disarikan dalam istilah nata, niti, nutu, netes juga mengandung falsafah yang tidak kalah dalam.
Nata berasal dari bahasa sanskerta yang berarti menata. Langkah awal bagi sebuah tujuan selalu diawali dengan membuat perencanaan. Menata program merupakan embrio bagi sebuah kesuksesan. Karena dimulai dari fase natalah kita tau pencapaian kita sudah sampai mana dan target yang kita tentukan seperti apa. Selain itu juga untuk mengetahui kelemahan, kekuatan juga proyeksi kedepan yang akan kita tempuh. Kadang kita lupa bahwa introspeksi dan mengukur keadaan kita saat ini adalah hal penting sebelum melakukan hal-hal yang terukur. Bagi sebagian orang, mereka lebih suka langsung actionketimbang membuat guide line untuk setiap tindakannya. Tanpa perencanaan yang matang, hasil yang diperoleh akan berbeda dari yang diharapkan.
Niti berarti niteni, meniti, melangkah selangkah demi selangkah. Setelah adanya penataan yang bisa dijadikan guide line tindakan, maka langkah selanjutnya adalah merealisasikan semua guide line selangkah demi selangkah. Setiap langkah harus ada acuan dan targetnya, sehingga kita bisa mengukur tingkat keberhasilannya. Seseorang kadang lebih suka membuat target-target kecil yang terukur, yang nantinya diakumulasikan sebagi komponen pembentuk target besar. Memilih target-target kecil yang terukur akan membuat pekerjaan menjadi lebih ringan tanpa dibebani oleh hal yang harus dicapai. Sebagai contoh ibarat klub sepak bola, kalau menjadi pelatih maka ia akan mengintruksikan kepada seluruh pemain untuk memaksimalkan setiap pertandingan untuk mendapatkan poin penuh, sebagai komponen pembentuk target besarnya yaitu juara. Kata juara adalah target akhir, tapi komponen pembentukanya adalah poin penuh dari setiap laga.
Nutu adalah menumbuk. Ini dianalogikan sebagai hasil panen gabah yang ditumbuk petani. Gabah yang ditumbuk adalah akumulasi proses yang dilakukan, semenjak penataan dan pengolahan, hasil akhir akan tergantung dari kedua komponen sebelum nutu yaitu nata dan niti. Hasil akhir yang baik adalah merupakan target yang ditentukan di proses nata, hal ini berarti hasil akhir yang didapat sesuai dengan apa yang direncanakan dan apa yang di lakukan. Namun demikian nutu belum merupakan outcome baru output. Setelah nutuhasil panen berupa gabah akan berubah menjadi beras. Beras akan dimanfaatkan manusia sebagai makanan.
Netes dapat diartikan menetas. Telur ayam yang dierami induknya akan dianggap bermanfaat jika menetas. Telur yang tidak menetas dianggap sebagai produk gagal. Dalam menentukan target, selain menghasilkan output, ada hal lain yang juga harus menjadi tujuan yaitu outcome. Netes mempunyai arti yang sama dengan outcome. Hasil yang diperoleh dari proses nata, niti, dan nutu tidak akan berguna tanpa netes. Produk yang telah dihasilkan tidak akan berguna jika tidak bisa dimanfaatkan.
Demikian sedikit ulasan tentang istilah nata, niti, nutu,netes. Sebuah kearifan lokal yang bisa menjadi acuan untuk mewujudkan suatu tujuan. Baik tujuan pribadi atau sebuah organisasi.