Magelang – Apel kebangsaan GP Ansor yang diikuti oleh ribuan kader se-Pulau Jawa menjadi acara yang sangat berbeda namun tetap meriah dan khidmat. Acara yang melibatkan banyak orang dengan menggunakan teknologi internet menjadi salah satu solusi kreatif.
Apel yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor yang juga Panglima Tertinggi Barisan Ansor Serbaguna (Banser) pada hari Ahad (29/11) berlangsung tanpa ada kendala suatu apapun. Setiap pasukan dari berbagai daerah menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19, mengingat kasus yang tercatat di Indonesia semakin meningkat tajam.
Merespon keadaan pandemi dan situasi politik yang semakin tidak karuan, dalam kesempatan Apel Kebangsaan tersebut, Ketua Umum GP Ansor, Gus Yaqut Cholil Qoumas melakukan orasi.
Beliau mengungkapkan rasa prihatin lantaran terus bertambah angka kasus positif Covid-19 yang dialami masyarakat. Hal itu akibat masih saja terjadi kerumunan kegiatan dari kalangan umat Islam sendiri yaitu pengajian dengan tidak menerapkan protokol kesehatan yang sesuai arahan dari pemerintah melalui kementerian maupun dinas kesehatan. Pelanggaran protokol sangat berdampak pada meningkatnya kasus Covid-19, sehingga sangat meresahkan masyarakat.
“Kami meminta pemerintah bisa bertindak tegas dan menjauhkan dari tawar-menawar demi kepentingan politik apa pun. Tidak peduli yang melanggar adalah tokoh agama, walikota bahkan tokoh Ansor sekalipun, harus tetap ditindak.” tegas Gus Yaqut, saat memberikan orasi dalam Apel Kebangsaan Virtual Banser se-Jawa, yang berpusat di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, pada Ahad (29/11) pagi.
Menurut Gus Yaqut, ketegasan pemerintah dalam melaksanakan protokol dan menindak bagi pelanggar merupakan kunci untuk mereda penyebaran virus. Maka kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah bahwa adanya jaminan terhadap keselamatan nyawa, akan meningkat.
Gus Yaqut meminta kepada seluruh kader Ansor dan Banser untuk ikut serta menjaga kondusifitas kesehatan masyarakat baik itu dalam menggelar kegiatan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Juga untuk jangan percaya kepada tokoh agama yang menjadikan Islam sebagai alat politik praktis.
Tokoh-tokoh agama seharusnya menjadi contoh kepada umat, dalam situasi pandemi ini. Tidak serta merta dengan niat baik menggelar acara keagamaan, justru malah akan mengakibatkan sesuatu yang buruk.
Apel Kebangsaan bertajuk Tiada Gentar Dada ke Muka, Bela Agama Bangsa Negeri ini melibatkan ribuan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) secara virtual. Apel digelar dengan memanfaatkan teknologi aplikasi Zoom. (mcs)