Karakter api, selain menghasilkan panas juga menghasilkan cahaya. Maka penting sebelum menjalani kehidupan yang bercahaya, kiranya memahami terlebuh dahulu api dan bahan bakarnya. Selain bahan bakar, diperlukan juga oksigen, dalam hal ini dari nafas kita.
Seseorang memang harus membangkitkan api terlebih dahulu sehingga kelak bercahaya, pada bagian pertama sudah kita urai bahan bakar pembentuk api. Api yang dibangkitkan adalah watak yang siap tanding, punya inisiatif, memahami alasan dan resiko dan segala usaha serta kesanggupan upaya.
Kita yang berani melewati tahap-tahap pembakaran, mencoba menggunakan berbagai bahan bakar akan lebih mengerti arti cahaya dalam hidup. Oksigen yang kita hirup dalam nafas, masuk dan membantu organ mensuplai kebutuhan organ-organ di seluruh tubuh.
Cakra
Cakra mempunyai arti putaran, berputar. Sebagaimana perputaran darah yang dialami setiap manusia hidup, bernafas, bergerak, dll.
Waktu juga berputar. Kita diberi waktu terbatas oleh Tuhan dengan kelengkapan tubuh fisik, yang beriring dengan perputaran darah, beriring dengan hirup dan hempas nafas hendaknya semakin lama semakin berkualitas dan mampu menemukan mutu kedewasaannya.
Pertumbuhan raga juga harus dibarengi dengan pertumbuhan jiwa. Perbedaannya adalah raga semakin tumbuh namun juva semakin menua, layu. Sebuah paradoks ketika oksigen menghidupkan paru-paru, namun juga mematikan sel-sel. Sedang jiwa, perlu perputaran pembakaran yang terus menerus diperbaharui dan dipelajari untuk dapat menjadi jiwa yang luas dan temoto.