Hari sudah menjelang siang, sudah saatnya pulang ke rumah, sebelum pulang pak Edo bermaksud akan cek kesehatan ke klinik yang biasanya buat periksa kesehatan, karena badannya dari kemarin terasa kurang fit.
Kemudian pak Edo merogoh saku celananya tuk ambil bpjs yang terselib di dompetnya, namun dompet yang dicari ternyata sudah tidak berada di saku celananya. Bergegaslah pak Edo, kembali masuk kantor, menelusuri semua sudut ruangan yang ada di kantor, namun dompet itu tak juga ditemukan.
Akhirnya pak Edo pulang, dalam benaknya berharap dompet tertinggal di rumah. Sepanjang perjalanan pak Edo tak henti-hentinya membaca sholawat, dalam hatinya yaqin, kalau memang masih rizqi, pasti dompet itu akan kembali.
Sesampanya di rumah, pak Edo sholat dhuhur, kemudian Mencari-cari barangkali dompet masih ada di rumah.
“Sedang apa to Pak? Sepertinya mencari sesuatu” tanya Bu Tina (istri pak Edo).
“Ini, dompet bapak kok tidak ada, barangkali tertinggal di Rumah.” jawab pak Edo, sambil tangannya sibuk mengeluarkan isi tas yang berada depannya.
“Lapor saja ke pihak yang berwajib pak, agar tertangani, trus ibu tak mencoba share ke grup-grup, mudah-mudahan dompet segera ditemukan.” pinta Bu Tina.
“Iya Bu, saya tak segera ke pihak Berwajib.” jawab pak Edo, sambil menuntun motor ke luar rumah.
Tak lama kemudian berangkatlah pak Edo ke pihak yang berwajib. Sementara bu Tina menunggu di rumah, tak selang berapa lama, hp pak Edo berdering,
“Apa benar ini dengan pak Edo?” tanya penelpon di seberang sana.
“Ya, benar ini, kebetulan saya istrinya” jawab Bu Tina.
Penelpon : “Apa benar, pak Edo kehilangan dompet, ini kebetulan saya yang menemukan.”
“Alhamdulillah, terima kasih pak, maaf ambil saja uangnya, trus posisi bapak di mana, saya tak ke situ.” jawab bu Tina, dengan senang.
“Gini bu, saya dah sampai jogja, saya paketkan saja Bu.” pinta penelpon.
“Oke, makasih.” jawab bu Tina.
Penelpon : “Bu,ini paketan saya kirim, tolong biaya pengiriman disiapkan nggeh.”
Bu Tina : “COD saja pak”
Penelpon : “Ndak bisa Bu, biaya pengiriman, tranfer saja ke norek ini, agar barang segera Sampai.”
Di saat bu Tina sedang Bernego-nego dengan penelpon, terdengar suara motor, kelihatannya pak Edo sudah pulang, maka tanpa berpikir panjang, dengan riang, bu Tina Berkata “Pak Alhamdulillah, dompetnya dah ada yang menemukan, segera bapak tranfer ke norek ini, tuk biaya Paketan”
Pak Edo pun segera memutar motornya tuk menuju sebuah toko penyedia jasa banking, yang tak jauh dari rumahnya.
Penelpon, terus menerus telpon, akhirnya bu Tina dah agak curiga, kok tidak sabar orang ini, tanya terus, “Sudah di tranfer belum uangnya”.
Akhirnya bu Tina, minta tolong ke ponakannya, mas Helmi namanya, tuk jawab penelpon.
Penelpon : “Gimana bu, dah ditransfer belum?” tanya si penelpon tuk kesekian kalinya.
Helmi : “Halo, ini saya Polisi.”
Sang penelpon langsung tutup telponya, tidak menghubungi lagi.
“Om, ini harus hati-hati, ada yang mencoba menggunakan kesempatan, sudah banyak sindikat penipuan model seperti ini, jadi penipu pura-pura mendapatkan barang yang hilang, padahal tidak. Lalu meminta meminta transfer untuk biaya pengiriman barang melalui telpon yang disediakan di info kehilangan. Kalo sudah ditransfer biasanya langsung kabur dan nomor tidak bisa dihubungi lagi. Sebenarnya penipu bisa dilacak melalui nomor rekening yang dikasih tadi.” kata mas Helmi.
“Owalah begitu ya rupanya. Terima kasih mas atas bantuan dan penjelasannya.” jawab pak Edo, yang masih awam dalam menghadapi Hal-hal yang seperti ini.
Dalam semalam banyak juga yang telpon, ke pak Edo, namun berbekal pembelajaran hari ini, maka banyak penelepon yang kapok tuk hubungi lebih lanjut.
Selang satu hari, waktu menjelang maghrib, hp pak Edo berdering, diangkatlah telpon oleh bu Tina.
Penelpon : “Assalamu’alaikum, pak Edo ada?”
“Wa’alaikumsalam, siapa ini Ya?” tanya bu Tina penuh curiga.
Penelpon : “Saya Eko Bu, teman kantor pak Edo, cuma mau mengabarkan bahwa dompet pak Edo sudah diamankan Pak Arya.”
“Alhamdulillah, ya Allah, terima kasih, mohon maaf, kami sempat curiga dengan Penelpon. Matur nuwun sanget pak Eko sudah menginformasikan keberadaan dompet suami saya. Diaturke terima kasih juga ke Pak Arya nggeh sudah mengamankan dompetnya.”
Kejahatan sangatlah dekat dengan kita, mereka tidak pandang bulu untuk melancarkan aksinya untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan bagaimanapun caranya. Banyak sekali modus penipuan yang sebaiknya kita ketahui sebagai bentuk kewaspadaan kita.
Cerita di atas berdasar kisah nyata dan banyak juga kisah-kisah serupa. Dalam keadaan tertimpa musibahpun dimanfaatkan oleh mereka untuk mendapatkan keuntungan. Semoga kita selalu dilindungi oleh Allah.
Kisah dari Ibu Nok Muslikhah