Menu

Mode Gelap

Keislaman · 10 Jul 2022 10:06 WIB ·

Kisah 600 Ribu Jamaah Haji, Allah Hanya Menerima 6 Orang Saja


Kisah 600 Ribu Jamaah Haji, Allah Hanya Menerima 6 Orang Saja Perbesar

Ada sebuah kisah yang mengandung hikmah yang luar biasa tentang ibadah haji. Salah seorang wali bernama Ali bin Muwaffiq menceritakan bahwa suatu masa saat ia memunaikan ibadah haji, ketika pada malam Arafah Ali bin Muwaffiq tertidur di Mina, tepatnya di Masjid Khif.

Di dalam mimpinya, Ali melihat dua malaikat turun dari langit, mereka mengenakan pakaian berwarna hijau. Ali mendengar percakapan kedua malaikat tersebut.

“Tahun ini berapa orang yang mengunjungi Rumah Tuhan?” tanya satu malaikat.

“Wah, aku tidak tahu.” jawab temannya.

“Yang berhaji tahun ini sebanyak 600.000 orang. Tahukah kamu berapa dari mereka yang hajinya diterima Allah?”

“Aku juga nggak tahu.”

“Hanya 6 orang.”

Kemudian kedua malaikat itu naik kembali ke langit. Maka Ali bin Muwaffiq terbangun dan kaget karena percakapan dua malaikat di dalam mimpinya.

Percakapan kedua malaikat itu masih saja terngiang di kepalanya sehingga membuat hatinya gamang. “Kalau hanya 6 orang jamaah yang diterima, apakah aku termasuk di 6 orang tersebut?” dalam hati ia bertanya-tanya.

Setelah meninggalkan Arafah dan berkumpul bersama lautan jamaah haji, pikirannya kembali terusik dan berpikir mengenai mimpinya tersebut. Betapa sangat timpang dari banyaknya orang yang menunaikan ibadah haji, hanya sedikit yang diterima oleh Allah SWT.

Saat itu Ali bin Muwaffiq kembali tertidur dan bermimpi menyaksikan dua malaikat turun kembali dari langit.

Apakah kamu tahu apa keputusan Tuhan kita pada malam ini?”

“Tidak. Kenapa?”

“Allah memenuhi permintaan setiap orang dari 6 jamaah yang diterima hajinya untuk 100 ribu orang jamaah yang hajinya ditolak.”

Ali bin Muwaffiq terjaga dan begitu gembiranya dengan percakapan kedua malaikat di dalam mimpinya. Ia bergembira karena 600 ribu jamaah haji diterima oleh Allah SWT berkat doa 6 jamaah yang hajinya diterima.

Waktu pun berlalu. Ali bin Muwaffiq berkesempatan menunaikan ibadah haji pada suatu waktu. Setelah menyelesaikan rangkaian manasiknya, ia kemudian memikirkan nasib jamaah haji yang ditolak manasiknya.

Ali kemudian berdoa untuk mereka yang ibadah hajinya ditolak oleh Allah. “Wahai Tuhanku, kuserahkan hajiku dan pahalanya untuk jamaah haji yang Kautolak tahun ini.” Allah kemudian menjawabnya saat kemudian ia tertidur. “Wahai Ali, kau bersikap pemurah pada-Ku. Sedangkan Aku yang menciptakan kemurahan hati dan orang-orang pemurah itu. Aku zat paling pemurah. Aku zat paling dermawan. Aku lebih berhak untuk bermurah hati dan berderma daripada sekalian alam. Sungguh telah Kuterima jamaah haji yang seharusnya Kutolak berkat doa orang yang hajinya Kuterima,” jawab Allah dalam mimpinya.

Kisah ini dikutip oleh Imam Abu Hamid Al-Ghazali, Kitab Ihya’ Ulumiddin, (Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439 H-1440 H), juz I, halaman 305-306. Wallahu a‘lam.

Artikel ini telah dibaca 1 kali

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Lainnya

Kultum Ramadhan : Puasa untuk Melatih Kesabaran

26 March 2023 - 22:31 WIB

Sejarah dan Manfaat Diwajibkannya Sholat Jum’at

6 January 2023 - 10:01 WIB

Siapa yang Memberi Nama-Nama Surat di Al-Quran?

22 September 2022 - 01:52 WIB

Hukum Mengirim Sticker Innalillahi, Doa dan Alfatihah untuk Orang Meninggal

13 September 2022 - 21:21 WIB

Kenapa Tradisi Haul Harus Terus Dilestarikan?

14 July 2022 - 17:06 WIB

Sebuah Solusi Kyai Wahab Hasbullah Tentang Qurban

10 July 2022 - 09:30 WIB

Trending di Keislaman