Muntilan – Ireka Rimba yang merupakan grup kesenian topeng ireng dari Dusun Karang Tengah, Tanjung, Muntilan, Magelang beraksi kembali ke kancah kesenian rakyat tradisional setelah vakum selama 2 tahun karena pandemi corona. Kali ini grup kesenian Ireka Rimba menghibur warga Baron, Tanjung dan sekitarnya dalam rangkaian kegiatan Haflah At Tasyakur lil Ikhtitam TPQ Fadhilatul Husein Ke-5 Dusun Baron, Tanjung, Muntilan pada Jumat malam (23/09/2022).
Bertempat di halaman sebelah selatan Masjid di Dusun Baron, Ireka Rimba memulai pentasnya dengan dua lagu pembuka dan sholawat sebagai pengingat bahwa berkesenian juga harus menjunjung nilai-nilai kebaikan, mengajak untuk mengikuti ajaran-ajaran Rosululloh Muhammad SAW.
Kemudian para generasi cilik Dusun Karang Tengah mulai masuk “kalangan” pentas, membawakan gerak tari secara luwes. Begitulah cara orang tua mendidik anak-anak mereka untuk melestarikan kesenian di wilayahnya, agar grup kesenian terus terjaga dan terus tumbuh. Para penari cilik seakan telah hafal di luar kepala seluruh gerak tari yang dibawakan. Gerak badan, kaki, tangan dan kepala sangat kompak dan teratur. Pun saat perubahan formasi tari maupun saat berjalan.
Tak lupa, kepala Dusun Baron mengungkapkan dalam sambutannya, ucapan terima kasih kepada grup kesenian Ireka Rimba, juga jajaran Polsek Muntilan dalam menjaga keamanan. Beliau berharap acara pementasan kali ini berjalan aman tanpa ada kerusuhan, lancar dan menyenangkan semua pengunjung.
Kepala Dusun Baron juga menuturkan, dalam segala pementasan kesenian rakyat jangan pernah ada penonton untuk mencari perkelahian, karena pada akhirnya permusuhan sangat merugikan seluruh pihak.
Pementasan rodat penari cilik dan remaja wanita mulai masuk kalangan setelah sebelumnya vokalis membawakan lagu-lagu hiburan. Tak kalah dengan penari laki-laki, mereka sangat lincah dalam melenggokkan badan dan melentikkan lengannya. Beberapa formasi tarian disuguhkan menghibur penonton yang mulai memenuhi pinggiran kalangan pentas. Dengan dandanan yang secukupnya, penampilan penari wanita ini lebih menarik.
Seperti lazimnya kesenian topeng ireng, kelompok monolan mulai masuk pentas menampilkan tarian dengan kostum adat jawa, beberapa di antaranya hanya mengenakan kostum seadanya dan dandanan yang unik menggelitik. Tarian monolan diselingi dengan guyon-guyon ala ndeso yang menghibur para penonton.
Rodat penari dewasa mulai unjuk gigi dengan tarian yang garang, dengan beberapa formasi yang khas. Ini menunjukkan bahwa para pemuda Ireka Rimba mempunyai jiwa yang kuat dan badan yang sehat. Dari raut wajah yang didandani sedemikian rupa, menambah daya tarik tersendiri. Dari awal masuk dan keluar pementasan tak ada tanda-tanda semangat yang turun.
Pementasan diakhiri dengan tampilan kewan-kewan, macan, kebo, sapi dan lain sebagainya dengan berbagai gerak tari yang menyerupai hewan tersebut, tentu dengan gerakan tangan dan kaki yang sangat lincah. Para pemusik dan vokalis menjadi suguhan terakhir dalam pementasan kali ini. Tak lupa sang vokalis pamit undur diri dari pementasan. Keseluruhan pementasan dapat disaksikan ulang melalui channel YouTube Ireka Rimba Official. (MM)
Editor : Muhammad Muchlis